KAMPUNG BLOGGER

Mengenal hal baru di masa mudamu bukanlah hal yang lazim dilakukan, hal itulah yang akan saya bagikan dalam tulisan saya hari ini tentang apa yang saya pelajari dari beberapa orang yang bukan orang-orang bergelar tinggi namun mampu memberi kehidupan baru bagi orang-orang disekitarnya 


Kampung Blogger adalah sebutan bagi masyarakat Desa Menowo, Magelang, Jawa Tengah. Istilah ini digunakan karena di desa tersebut sebahagian masyarakat bermatapencaharian sebagai pengusaha online, tepatnya menjadi seorang Blogger.



Para anggota komunitas bisnis online yang berbasis di Magelang ini tak sekedar menghasilkan uang. Mereka juga tak segan berbagi ilmu pada siapa pun yang berminat, termasuk remaja putus sekolah, tentara, polisi, bahkan ibu rumah tangga.

Berbisnis online bukan berarti hanya melulu menjajakan produk. Meski terkesan sepele, menjual jasa seperti menyediakan tempat beriklan atau memberi tinjauan atas suatu produk bisa mendatangkan untung menggiurkan. Tentu saja meraih kesuksesan dari bisnis yang membutuhkan modal relatif sedikit ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh ketekunan, kesabaran, dan kerja keras untuk meraih penghasilan seperti yang diinginkan.
Kampung Blogger kini telah berkembang menjadi komunitas bisnis berbasis IT yang menghasilkan pendapatan yang tidak sedikit bagi anggotanya. Padahal, awalnya, Kampung Blogger berkembang dari sebuah desa di pinggiran Kota Magelang. Namanya Desa Menowo. Komunitas itu dipelopori seorang pemuda di desa tersebut, Sembodo Malik, pada 2008.


Saat masih kuliah di Jakarta, Sembodo punya pengalaman pribadi yang mengantarkan dirinya hingga menggeluti bisnis di dunia maya itu. Pada 2006 hingga 2007, sambil kuliah di sebuah kampus terkenal di ibu kota, dia punya "hobi" membongkar pasang komputer. "Tiap tahun saya beli komputer baru untuk saya bongkar," ujar Sembodo.
Jika ada teknologi baru di sejumlah perangkat komputer, dia selalu mengikuti perkembangan dengan membelinya. Namun, lama-kelamaan hobi gonta-ganti komputer itu menguras uang kiriman orang tuanya. "Uang saya sering habis. Setiap hari hanya bisa makan pakai mi dan mi saja. Akhirnya, saya masuk rumah sakit karena kurang gizi," cerita Sembodo lantas tertawa
Setelah keluar rumah sakit, Sembodo mulai berpikir bagaimana bisa menghasilkan uang untuk membiayai hidup dan kuliah di Jakarta. Dia lalu iseng searching lewat mesin pencari di internet mengenai cara menghasilkan di dunia maya. Ternyata, banyak cara yang ditawarkan."Secara kebetulan, saya sudah memiliki buku terkait bisnis internet. Saya temukan di bawah kasur," ujarnya
Pada bulan kedua, penghasilan Sembodo dari bisnis dunia maya meningkat menjadi USD 725, lalu USD 1.000. "Saya semakin bersemangat menggeluti bisnis itu," tambahnya.

Di sela-sela kesibukan barunya tersebut, pada 2008, Sembodo menyempatkan diri pulang ke Magelang. Dia bertemu teman-teman di kampung halamannya. Dari situlah "virus" bikin blog yang menghasilkan uang itu dia tularkan kepada orang-orang di desanya.
"Waktu itu yang pertama saya ajari si Toni. Buku ajar saya bawa ke Magelang. Toni juga saya ajari lewat online setelah itu," jelasnya.


Motivasi Sembodo untuk mengajari Toni sejatinya memiliki tujuan yang lebih besar. Dia ingin memulai sesuatu yang bermanfaat tersebut kepada orang lain satu demi satu. Dan, setelah Toni mampu menghasilkan uang dari bisnis internet itu, warga Desa Menowo lainnya beramai-ramai tertarik untuk mencoba.


tentang bagaimana kita belajar dari orang lain,
kerendahan hati,
kesabaran,
keiklasan,
terkadang kita melewatkan banyak hal yang sebenarnya perlu kita syukuri dalam kehidupan, beberapa hal yang memang membuat kita tersadar kita cukup untuk dunia ini, namun tanpa kita sadari beberapa orang dengan tulus belajar dari kejatuhan, bukan untuk jatuh di kekecewaan yang sama yang ditawarkan dunia, tapi melajar menaklukkan dunia walaupun bukan siapa-siapa .


♥♥♥
Magelang, 4 Agustus 2017

Komentar

Postingan Populer